biodata boaz salosa
Biodata Atlet

Biodata dan Agama Boaz Solossa, Penyerang Legendaris Indonesia Sedang Pindah Klub

Biodata dan agama Boaz Solossa, penyerang legendaris Indonesia jadi topik hangat untuk sepakbola nasional. Karena ramai kabar tentang Boaz yang akan kembali ke Persipura Jayapura usai meninggalkan Borneo FC.

Nama Boaz Solossa dikenal sebagai penyerang mematikan dari tanah Papua. Pemain yang menghabiskan masa karirnya bersama klub Persipura Jayapura ini juga andalan di timnas Indonesia.

Bermain di taruhan judi bola https://www.grovecafe.com/ sah bisa menjadi satu diantara langkah terbaik untuk kita dapat mendapatkan uang dari hoby. Hoby pada sepakbola dagang banyak dicintai oleh beberapa orang di penjuru dunia termasuk di Indonesia.

Prestasi dan sosoknya selama ini kerap membuat pecinta sepakbola penasaran dengan Biodata dan agama Boaz Solossa, penyerang legendaris Indonesia. Simak ulasannya berikut ini.

Biodata dan Agama Boaz Solossa, Sang Penyerang Legendaris

Bernama lengkap Boaz Theofilius Erwin Solossa atau Boaz Solossa, lahir di Sorong, Papua, 16 Maret 1986. Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Namanya diambil dari mendiang kakeknya, Boaz Boehrit Solossa.

Boaz dibesarkan di lingkaran para pecinta sepakbola. Ayahnya, Christopher Solossa, merupakan pemain sepakbola klub amatir di Sorong, yaitu Garuda Sorong di era 1970 an. Posisinya sebagai penyerang.

RTP Live adalah situs informasi bocoran slot dengan RTP Slot Pragmatic tertinggi hari ini paling akurat 2023.

Sedangkan ibunya, Merry Sarobi, diketahui juga berprofesi sebagai pemain sepakbola putri di klub Galanita Sorong. Ini mendorong Boaz dan kedua saudaranya, untuk menjadi pemain sepakbola nasional.

Dilansir dari beberapa sumber, Boaz Solossa menganut agama Kristen Protestan. Hal ini dibuktikan dengan mengabadikan momen pernikahan kerabatnya di salah satu Gereja di Papua pada Instagramnya dengan caption “Tuhan Yesus Berkati”.

Karir Sepakbola Boaz Solossa yang Berganti Klub

Karir sepakbola Boaz Solossa dimulai di klub PS Putra Yohan di tahun 1999-2000. Semusim berikutnya dia bergabung dengan Perseru Serui dan bermain selama semusim.

Bakat sepak bolanya tercium tatkala dia memperkuat tim Papua di PON XVI Sumatera Selatan di tahun 2004. Hal itu membuat pelatih timnas Indonesia saat itu, Peter White, mengundangnya untuk memperkuat timnas di ajang Piala Tiger 2004.

Di tahun 2005, Boaz Solossa membela klub Persipura Jayapura. Selama 17 tahun dia memperkuat klub tersebut. Hasilnya adalah trofi Liga Indonesia di musim 2005, 2009, 2011 dan 2013 dan gelar pemain terbaik di Liga untuk musim 2009, 2010, dan 2013.

Bersama Persipura Jayapura, Boaz Solossa sudah mencatatkan 359 penampilan dengan torehan 225 gol. Tercatat dia pernah menjadi top skor Liga Indonesia di musim 2008/2009, 2010/2011 dan 2012/2013.

Selain Persipura Jayapura ia juga pernah memperkuat Borneo FC di musim 2021/2022 dan klub Liga Timor Leste, Carsae FC kurun waktu Februari-April 2016.

Demikian informasi mengenai biodata dan agama Boaz Solossa, penyerang legendaris Indonesia. Patut kita tunggu aksi-aksi dan prestasi yang akan dicatatkan oleh Boaz Solossa selama berkarir sebagai pesepakbola profesional.

Boaz Theofilus Erwin Solossa atau lebih dikenal dengan nama Boaz Solossa (lahir 16 Maret 1986) adalah pemain sepak bola Indonesia. Saudara-saudaranya, Ortizan Solossa dan Nehemia Solossa, juga pemain sepak bola. Boaz saat ini bermain di PSS Sleman

Karier

Boaz merupakan salah satu striker terbaik yang dimiliki Indonesia. Dia dikenal memiliki naluri mencetak gol yang tinggi, akurasi umpan yang baik, tendangan dengan kaki kiri, serta teknik dribbling di atas rata-rata. Dalam urusan mencetak gawang, Boaz juga satu-satunya pemain sepak bola nasional yang mampu bersaing dengan striker asing untuk menjadi top scorer ISL.

Dia pernah dijuluki sebagai anak ajaib, ketika dibawa oleh Peter Withe dan menampilkan penampilan memukau di Ho Chi Minh, saat ia tampil bersama Tim Nasional Indonesia di ajang Piala Tiger 2004. Kini ia sedang berstatus tanpa klub setelah hengkang dari Persipura.

Pada tahun 2011, Boaz mendapat tawaran untuk bermain di klub Belanda VVV-Venlo, tetapi karena keluarga dia memilih untuk tetap bermain di Persipura Jayapura.[1]

PS Putra Yohan

Boaz membela PS Putra Yohan, sebuah Klub amatir yang berada di Papua dengan status pemain binaan, pada tahun 1999 sampai 2000.

Perseru Serui

Boaz membela Perseru, sebuah klub amatir yang berada di Papua dengan status pemain binaan, pada tahun 2000 sampai 2001.

Tim PON Papua

Boaz dipanggil dalam Tim PON Papua untuk diperlombakan dalam ajang Pekan Olahraga Nasional ke – 16 Indonesia. Saat itu ia berumur 15 tahun.

Dari Tim PON Papua inilah bakatnya tercium oleh Peter Withe, pelatih Tim Nasional Indonesia kala itu, dan membawanya menuju Piala Tiger 2004 saat ia berumur 17 tahun.

Persipura Jayapura

Sejak Tahun 2005, Boaz membela Persipura Jayapura dan kini dipercaya untuk menjadi kapten untuk memimpin rekan-rekannya.

Pada pekan keenam melawan Barito Putera, Boaz berhasil mencetak gol memperkecil kedudukan menjadi 3-2, pada menit ke-51. Bahkan, lima menit berselang Boaz mampu membawa tim Mutiara Hitam menyamakan kedudukan menjadi 3-3.Laporan Pertandingan: Persipura Jayapura 5-4 Barito Putera.

Melawan PS TNI pada pekan selanjutnya, Boaz kembali mencetak gol memanfaatkan kesalahan barisan pertahanan PS TNI memotong umpan terobosan, dan selanjutnya menaklukkan Dhika Bayangkara. Persipura mampu mempertahankan skor 3-1 hingga pertandingan berakhir.

Keluarga

Boaz lahir di keluarga Solossa, keluarga terkenal di Provinsi Papua Barat. Pamannya, Jaap Solossa, adalah Gubernur Papua sebelum ia meninggal pada tahun 2005. Boas lahir di sebuah keluarga sepak bola juga, menjadi bungsu dari lima bersaudara. Hampir semua dari mereka adalah profesional sepak bola, termasuk saudaranya Ortizan dan Nehemia Solossa. Memiliki kemiripan wajah dengan kakak kandungnya Ortizan, yang juga pemain sepak bola profesional, membuat banyak orang yang sering salah setiap kali bertemu kedua pemain ini.

Nama klan

Dikenal sebagai “Boas,” nama depannya sebenarnya dieja sebagai “Boas,” seperti yang muncul pada dokumen resminya seperti kartu identitas dan paspor. “Boas” sebenarnya nama bergaya pertamanya yang ia lebih suka digunakan di bagian belakang jersey Persipura Jayapura. Ketika bermain untuk tim nasional, ia menggunakan nama “Boas.” Keluarga Namanya “Solossa” umumnya keliru sebagai “Salossa” atau “Salosa.”

Kontroversi

Boaz memiliki temperamen yang meledak-ledak, pada 25 Oktober 2005 ia dijatuhi hukuman skorsing selama satu tahun tidak boleh bermain sepak bola di ajang nasional maupun internasional oleh PSSI karena terbukti menendang wasit dalam pertandingan Piala Indonesia antara Persipura melawan Persebaya pada 12 September 2005.

Boaz pernah berulah dengan menolak panggilan PSSI untuk membela Tim Nasional Indonesia U-23. Hal itu membuat otoritas sepak bola nasional geram dan mengancam menjatuhkan sanksi berat. Salah satunya tidak mengizinkan Boaz dan beberapa pemain lain yang menolak tampil bersama Tim Nasional Indonesia, untuk tampil di pentas resmi PSSI. Tapi akhirnya hukuman itu tidak dijatuhkan, setelah Boaz bersedia kembali tampil, pada tanggal 28 maret 2007 pada pertandingan Tim Nasional Indonesia U-23 melawan Tim Nasional U-23 Libanon, namun mengalami kekalahan dengan skor 2-1 untuk keunggulan Tim Nasional U-23 Libanon.

Meski berstatus pemain sepak bola profesional, Boaz terkadang masih sering sulit meninggalkan kebiasaan buruknya mengonsumsi alkohol. Ia bahkan pernah nyaris dipulangkan dari pemusatan latihan Tim Nasional Indonesia di Australia oleh pelatih Peter Withe, karena kedapatan mabuk. Seiring dengan itu, penampilannya pun mulai meredup yang membuat Peter Withe mencoretnya.

Sikap profesional memang sepertinya masih sulit untuk ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Itu bisa dilihat dengan kecelakaan yang ia alami saat mengejar seekor ayam di sekitar tempat tinggalnya di Jayapura tanpa mengenakan alas kaki. Akibatnya, ia menginjak pecahan beling dan harus mendapatkan beberapa jahitan di kakinya, yang membuat ia terpaksa absen membela klubnya Persipura dalam beberapa pekan.

Cedera parah

Di tengah kariernya sedang menanjak, ia pernah mengalami cedera serius yang membuat ia nyaris melupakan sepak bola untuk selamanya. Cedera patah kaki kanan saat tampil membela Tim Nasional Indonesia melawan Tim Nasional Hong Kong di ajang internasional memang hampir saja membunuh karier bermain sepak bolanya. Pertandingan berakhir dengan kedudukan 3-0 untuk Tim Nasional Indonesia.

Banyak rumor mengatakan bahwa tim nasional Indonesia tidak membiayai perawatan Boaz saat cedera parah kala melawan Hong Kong. Dikabarkan kubu Persipura yang mau menanggung semua biaya operasi Boaz. Sejak saat itu, komitmennya terhadap timnas Indonesia mulai dipertanyakan.

Baca Juga : https://www.mairiederabat.com/profil-lengkap-firman-utina-jenderal-lapangan-tengah-timnas-yang-menjadi-best-player-di-aff-2010/