Muhammad Ali
Biodata Atlet

Biografi Tokoh Dunia: Muhammad Ali, Sang Legenda Tinju Dunia

Cassius Marcellus Clay Jr. formal bergeser nama menjadi Muhammad Ali. Petinju legendaris ini dikenal terhitung sebagai aktivis sosial dan filantropis, Pencapaiannya di ring tinju sebabkan ia dijuluki the Greatest.

Cassius Marcellus Clay Jr. lahir 17 Januari 1942 di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat (AS). Laman Britannica menuliskan, sehabis memeluk agama Islam, Clay formal mengganti namanya menjadi Muhammad Ali pada 6 Maret 1964.

Tak seluruh orang sanggup menerima restaurante santa clara pergantian nama Ali. Biography menyebutkan, New York Times terhitung keliru satu fasilitas yang enggan mengfungsikan nama baru sang petinju.

Ali merupakan petinju pertama yang merebut sabuk gelar juara dunia kelas berat untuk tiga peluang berbeda dan mempertahankannya 19 kali.

Bernama asli Cassius Marcellus Clay Junior, Ali yang lahir pada 17 Januari 1942, tumbuh dan besar di Louisville, Kentucky, di Amerika selatan. Sang ayah, Cassius Marcellus Clay, Senior adalah seorang pelukis papan reklame, waktu ibunya, Odessa Grady Clay menjadi pekerja rumah tangga.

Dia terhitung punyai seorang adik laki-laki, Rudolph Valentino Clay yang sesudah itu bergeser nama menjadi Rahman Ali. Muhammad Ali mengenal tinju saat tetap berusia 12 tahun. Dia diperkenalkan dan dilatih tinju oleh seorang petugas polisi, Joe Martin. Ali merintis pertarungan amatir pertamanya pada tahun 1954, di mana dia meraih kemenangan perdananya bersama penjurian.

Baca juga:

Shena Malsiana X Factor Indonesia Meninggal Dunia

Nicholas Saputra Beberkan Alasan Jarang Posting Instagram

Karir Bertinju dan Gelar Juara Dunia

Karir bertinjunya berjalan mulus. Pada 1959, dia menjuarai turnamen Sarung Tinju Emas Nasional dan juara nasional Uni Atletik Amatir terhitung di kelas yang sama. Dilanjutkan medali emas dalam Olimpiade di Roma pada 1960.. Setelahnya, Ali menentukan meninggalkan dunia amatir untuk menjadi seorang petinju profesional.

Ali menunjukkan kualitasnya bersama memenangkan 19 pertandingan profesional pertamanya, 15 di antaranya menang KO. Dia meraih gelar juara dunia pertamanya pada 25 Februari 1964. Ali yang waktu itu tetap bernama Cassius Clay terlihat sebagai pemenang atas juara kelas berat Sonny Liston. Dia menang sehabis pertandingan berjalan enam ronde dan Liston tak sanggup melanjutkan pertarungan ronde ketujuh.

Ditahun ini pula, Ali menentukan untuk menganut agama Islam dan formal bergeser nama berasal dari Cassius Clay menjadi Muhammad Ali. Ali makin lama menunjukkan kelayakan gelar juara yang diperolehnya sehabis kembali memenangi pertandingan ulangan melawan Liston pada 25 Mei 1965. Di pertemuan kedua tersebut, Ali menang pada ronde pertama. Setelahnya, dia sukses mempertahankan gelar juara dunianya sebanyak delapan kali.

Namun, waktu berkunjung perintah wajib militer untuk berhimpun dalam Perang Vietnam pada 28 April 1967, beralasan peperangan selanjutnya bertentangan bersama keyakinannya, Ali menampik untuk bergabung. Akibatnya, Ali ditahan dan Komisi Atletik Negara Bagian New York langsung menangguhkan izin bertinjunya dan sabuk gelar juaranya dicabut.

Muhammad Ali bersama Angelo Dundee pada 1966. Diputuskan bersalah menghindari kewajiban pada negara, Ali dijatuhi hukuman penjara maksimal lima tahun dan denda 10.000 dolar AS. Namun dia tidak ditahan sehabis mengajukan banding.

Saat itu, banyak pihak yang beranggap Ali telah lari berasal dari tanggung jawab dan popularitasnya pun menurun. Dia terhitung mendapat larangan bertanding. Selama tidak bertanding, Ali banyak menjadi pembicara dalam forum yang menentang peperangan. Seiring waktu, pandangan publik pada perang pun beralih dan bantuan kepada Ali kembali. Akhirnya, pada 1970, Mahkamah Agung New York mengembalikan izin bertinjunya dan tahun berikutnya Mahkamah Agung AS membatalkan putusannya kepada Ali.

Tak lama sehabis meraih kembali izin bertandingnya, Ali meraih kemenangan di pertandingan pertama sehabis larangan selama 43 bulan. Dia mengalahkan Jerry Quarry pada 26 Oktober 1970 di ronde ketiga.

Ali kembali berkesempatan meraih sabut gelar juara waktu berhadapan bersama Joe Frazier pada 8 Maret 1971. Akan tetapi, dalam pertandingan yang dijuluki “Pertarungan Abad Ini” tersebut, Ali menelan kekalahan angka.

Pada tahun 1974, Ali berkesempatan meraih kembali gelar juaranya berhadapan bersama George Foreman. Bertindak sebagai petinju yang tak diunggulkan dia sukses meraih kemenangan KO pada ronde kedelapan. Ini menjadi kali kedua Ali meraih sabuk juara dunia kelas berat yang sempat dicabut tujuh tahun sebelumnya.

Pada Februari 1978, Ali kehilangan sabuk juaranya sehabis dikalahkan Leon Spinks sehabis kalah angka dalam pertandingan 15 ronde. Namun dia membalas kekalahan sekaligus merebut gelar juaranya untuk kali ketiga, tujuh bulan berselang. Ali pun menjadi petinju pertama yang memenangkan sabuk gelar juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali.

Pada tahun 1979, Ali mengumumkan pensiun tapi sempat kembali naik ring setahun kemudian. Karena telah memadai berumur, Ali gagal meraih kembali kesuksesannya dan kalah dalam dua pertarungan yang dihadapinya.

Ali pun menentukan sangat berhenti bertinju di usia 39 tahun pada 1981. Ali membukukan rekor bertanding 56 kemenangan bersama 37 menang KO dan lima kali kalah.

Parkinson dan Akhir Kehidupan

Pada tahun 1984, Ali didiagnosa menderita gejala Parkinson yang dianggap mengenai bersama trauma pada kepala yang dialaminya selama bertinju. Penyakit selanjutnya perlahan tapi pasti sebabkan kegunaan motorik sang juara menurun.

Meski telah tak kembali bertinju, Ali tetap menjadi pusat perhatian dunia melalui beragam kegiatan kemanusiaan yang dilakukannya, terhitung waktu menjadi negosiator dalam pembebasan sandera Amerika oleh Irak pada 1990.

Ali dulu menikah empat kali dan punyai sembilan anak. Salah satu putrinya, Laila Ali, ikuti jejak ayahnya. Ya, Laila menjadi petinju perempuan. Pada 3 Juni 2016, Ali berpulang. Prosesi pemakaman itu bahkan telah direncanakan Ali sendiri bersama orang terdekatnya, sejak tujuh tahun sebelumnya.

Jenazahnya dishalatkan di Freedom Hall di Kentucky Exposition Center pada 9 Juni 2016. Pengusung jenazahnya pada lain Mike Tyson, Larry Holmes, George Foreman dan Will Smith. Prosesi pemakaman Ali ditonton kira-kira 1 milar orang di seluruh dunia.