tsunami aceh
News

Gempa dan Tsunami Aceh (2004) Fakta Dahsyatnya Tsunami Aceh 18 Tahun Lalu

Pada 26 Desember 2004 lalu, tepatnya pada pukul 07:58:53 WIB, terjadi sebuah gempa di Banda Aceh, disusul tsunami besar yang meluluhlantahkan sebagian besar wilayah di Banda Aceh. Dikutip dari Jurnal “Tsunami Aceh 2004 Sebagai Dasar Penataan Ruang Kota Meulaboh”, gempa bumi tektonik berpusat di titik 3.316°N, 95.854°E Samudera Hindia dengan kekuatan 9,1 Mw.

Gempa tersebut bahkan disebut sebagai gempa terbesar ke-5 yang pernah terjadi dalam sejarah. Lalu timbul gelombang tsunami setinggi 30 meter.

Tidak hanya di Indonesia, ada 15 negara yang terdampak dalam peristiwa ini, namun yang mengakibatkan korban jiwa adalah di Sri Lanka, India, Bangladesh, Thailand, Maladewa, Malaysia, dan Somalia. Menurut data Bank Dunia, ada 169.000 jiwa korban meninggal dari Indonesia, sementara total keseluruhan korban mencapai 230.000 jiwa di negara-negara terdampak.

Fakta Tentang Tsunami Aceh:

1. Berawal dari Gempa

Tsunami Aceh diawali adanya gempa yang terjadi sekitar pukul 07.59 WIB. Tidak lama berselang, muncul gelombang tsunami dengan ketinggian diperkirakan mencapai 30 meter dan kecepatan hingga 100 meter per detik, atau 360 kilometer per jam.

Gelombang besar dan kuat ini tak hanya menghanyutkan warga, hewan ternak, tetapi juga menghancurkan wilayah pemukiman dan menyeret sebuah kapal PLTD Apung hingga 5 kilometer dari kawasan perairan ke tengah daratan.

2. Jadi Salah Satu Gempa Terbesar

Gempa yang mengguncang Aceh sebelum peristiwa tsunami berkekuatan M 9,3. Beberapa ahli menyebut gempa itu sebagai gempa terbesar ke-5 yang pernah. Gempa tersebut berpusat di Samudra Hindia pada kedalaman hanya 10 kilometer di dasar laut tepatnya pada posisi 2,9 derajat Lintang Utara dan 96,6 derajat Bujur Timur.

Guncangan sekuat itu, dengan durasi 10 menit sudah menewaskan sebagian korban walau tsunami belum menyapu wilayah yang disebut Serambi Mekkah ini.

3. Saat Tsunami Datang

Paca peristiwa gempa, masyarakat Aceh banyak yang mendekat ke bibir pantai. Penyebabnya saat itu mereka dan mengumpulkan ikan-ikan yang tergeletak. Fenomena air surut salah satu tanda akan datangnya tsunami. Hal berbeda terjadi di Pulau Simeulue. Kearifan lokal melalui cerita rakyat tentang tsunami 1907 yang disebut Nafi Nafi Smong membuat masyarakatnya lebih paham mitigasi dan peringatan dini bencana.

Tampaknya budaya Nafi Nafi Smong berperan terhadap pengurangan risiko bencana di wilayah ini. Berdasarkan catatan, hanya tujuh orang saja yang meninggal dunia akibat tsunami 2004 di Simeulue. Dalam hitungan menit, air laut memuntahkan gelombang raksasa dengan ketinggian berbeda-beda. Butuh waktu 15 menit bagi tsunami naik ke daratan Pulau Simeulue yang menjadi wilayah paling dekat dengan episentrum.

Berdasarkan catatan buku ‘Tsunami Aceh Getarkan Dunia’, puncak tertinggi tsunami mencapai 34,5 meter yaitu di Pantai Lhoknga, Aceh Besar.

4. Negara Terdampak

Beberapa negara yang tidak jauh dari Aceh juga ikut terdampak peristiwa tsunami. Korban jiwa dari negara lain tak kalah banyak, terutama negara-negara yang terletak di kawasan Teluk Bengali, mulai dari India, Sri Lanka, hingga Thailand.

5. Bencana Nasional

Di Aceh, bencana dahsyat ini memutuskan semua jaringan listrik dan komunikasi sehingga kondisi benar-benar darurat. Awalnya ratusan orang sudah ditemukan meninggal, tidak tahu lagi ada berapa banyak yang hilang akibat tersapu gelombang, tertimpa reruntuhan, dan sebagainya.

Warga yang masih selamat pun kehilangan tempat tinggalnya, jumlahnya bukan hanya ratusan, tapi ratusan ribu, mereka harus hidup di lokasi pengungsian. Bencana ini sontak menjadi bencana nasional dan menjadi pemberitaan utama media hingga beberapa bulan setelahnya. Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan tiga hari berkabung sebagai wujud simpati negara dan bangsa Indonesia pada bencana tsunami Aceh.

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bencana ini sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi, sehari setelah kejadian. Sejak itu, bantuan internasional pun berdatangan, termasuk pesawat militer dari Jerman hingga kapal induk milik Amerika Serikat didatangkan ke lokasi bencana. Selang beberapa hari dan proses pencarian korban terus digencarkan, PBB pada 4 Januari 2005, mengeluarkan taksiran awal bahwa jumlah korban tewas sangat mungkin melebihi angka 200 ribu jiwa.

Data lain mencatat, jumlah korban dari peristiwa alam tersebut disebut mencapai 230.000 jiwa. Jumlah itu bukan hanya dari Indonesia sebagai negara terdampak paling parah, tetapi juga termasuk dari negara-negara lain yang turut mengalami bencana ini.