Mei 19, 2025

Mairiederabat | Hubungan Diplomatik Internasional

Hubungan dengan berbagai negara luar negeri wajib dibangun untuk meraih kepentingan bernegara.

Cina dan Rusia: Berdua Upayakan Tatanan Dunia Baru

Dalam satu dekade terakhir, dunia menyaksikan pergeseran kekuatan global yang signifikan. Di tengah ketegangan geopolitik Cina dan Rusia, sanksi ekonomi, dan konflik wilayah, dua negara raksasa Cina dan Rusia semakin memperkuat aliansi strategis mereka. Bersama-sama, keduanya mendorong narasi “tatanan dunia baru” yang menantang dominasi Barat yang telah lama mengatur sistem global pasca-Perang Dunia II.

Kemitraan Strategis: Dari Ekonomi hingga Militer

Hubungan antara Cina dan Rusia bukanlah hal baru, namun dalam beberapa tahun terakhir, kemitraan itu semakin konkret dan terbuka. Kerja sama ekonomi, militer, teknologi, hingga diplomasi global menunjukkan bahwa kedua negara ini memiliki kepentingan bersama dalam merancang ulang struktur global.

  • Ekonomi dan Energi: Rusia menjadi salah satu pemasok utama energi bagi Cina, terutama setelah sanksi ekonomi dari negara-negara Barat akibat perang Ukraina. Proyek seperti jalur pipa gas Power of Siberia menjadi simbol ketergantungan dan sinergi ekonomi antara keduanya.
  • Militer dan Keamanan: Latihan militer bersama, pertukaran intelijen, dan kerja sama senjata menunjukkan bahwa hubungan mereka bukan sekadar ekonomi. Mereka juga ingin menegaskan kekuatan militer sebagai bagian dari pengaruh global mereka.
  • Teknologi dan Infrastruktur: Cina melalui inisiatif Belt and Road (Jalur Sutra Baru) membangun koneksi perdagangan lintas benua, sementara Rusia menawarkan dukungan dalam teknologi keamanan dan cyber-defense.

Ideologi Bersama: Dunia Multipolar

Cina dan Rusia secara terbuka menolak sistem dunia unipolar yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Mereka mempromosikan “dunia multipolar” yaitu tatanan dunia di mana tidak ada satu negara yang mendominasi, dan keputusan global ditentukan oleh banyak kutub kekuatan.

Bagi Rusia, ini adalah respons terhadap tekanan NATO dan sanksi ekonomi. Bagi Cina, ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadi kekuatan utama dunia dengan gaya kepemimpinan sendiri yang berbeda dari model liberal Barat.

Respons Dunia: Ancaman atau Alternatif?

Aliansi Cina-Rusia menimbulkan raja zeus kekhawatiran di negara-negara Barat. NATO dan Uni Eropa telah menyuarakan keprihatinan atas manuver kedua negara yang dinilai bisa mengganggu stabilitas global. Di sisi lain, beberapa negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin melihat kerja sama ini sebagai alternatif terhadap dominasi Barat, dan memilih mendekat demi keuntungan ekonomi atau diplomatik.

Organisasi seperti BRICS (yang kini mencakup lebih banyak negara) menjadi salah satu platform di mana Cina dan Rusia menunjukkan kekuatan pengaruh mereka di luar kerangka institusi yang dikendalikan Barat, seperti IMF atau PBB.

Tantangan Internal dan Eksternal

Meski terlihat kompak, hubungan Cina dan Rusia bukan tanpa tantangan. Keduanya memiliki sejarah ketegangan di masa lalu, dan masih menyimpan perbedaan strategi dalam beberapa isu. Rusia lebih terbuka dalam pendekatan militer, sementara Cina cenderung mengedepankan pendekatan ekonomi dan diplomasi lunak (soft power).

Selain itu, tekanan internal seperti krisis ekonomi, protes publik, atau ketegangan etnis juga dapat memengaruhi konsistensi aliansi ini dalam jangka panjang.

BACA JUGA: Donald Trump dan Gambar Dirinya sebagai Paus: Antara Simbolisme dan Kontroversi

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.